MAPARA Day 2
CIANJUR, AASAISAHLINK.COM – Assalamualaikum sahabat di mana pun berada. Semoga senantiasa sehat. Aamiin.
Sahabat, hari ini, kami akan menyampaikan kembali hasil kajian hari kedua MAPARA III pada tanggal 12 Maret 2024 dengan topik Kewajiban Puasa di Bulan Ramadan.
Nah, sebelum mulai ke kajian inti, kita perkenalkan para petugas yaitu ananda Ajeng Nia Ramadani, Siswi kelas XI Farmasi, SMK Muhammadiyah Kandanghaur, Indramayu sebagai pembaca Tilawah Al Quran. Ibunda Retno Kuntjorowati, IRo-Society Cirebon sebagai Penyelaras, Ibunda Erni Yuniar, S.Si., S.Pd., Principal SDIT Muhammadiyah Harjamukti, Kota Cirebon sebagai Moderator.
Penasaran dengan penceramahnya bukan? Hari ini, MAPARA mengundang Ustadz Zainal Arifin, S.Pd., Mudir MBS Bancar, Tuban sebagai Penceramah.
Sebelum ke kajian inti, setelah host, Bunda Silvia Rachman (IRo-Society Malang) membuka acara, beliau mempersilahkan ananda Ajeng untuk membacakan Q.S. Al Baqarah ayat 183-185. Ma sya Allah tabarakallah, suaranya sangat merdu, kami serasa mendengarkan qoriah profesional.
Ada pula pemantik luar biasa dari Sensei kita semua, Prof. Imam Robandi. Setelah menyapa beberapa santri Prof. Imam mulai menyampaikan pesan-pesan luar biasa. Di antara pesan-pesan beliau pagi ini adalah kita harus bersemangat di pagi hari, karena semangat di awal menjadi sangat penting. Sehebat-hebatnya orang, sepandai apapun, jika semangat tidak ada, maka akan jatuh pula. Para petarung yang akan masuk ke ring pertandingan atau sebuah laga, pasti akan ditanya mengenai semangatnya. Sering kali semangat seseorang runtuh, sebelum menghadapi tantangan. Bangun di pagi hari dan menuntut ilmu adalah sebuah tantangan bagi yang tidak terbiasa, namun menjadi lahan yang luar biasa untuk yang sudah terbiasa.
Prof. Imam selalu tampil karismatik. Beliau selalu memberikan kesempatan kepada seluruh santri untuk tampil, mengasah kemampuan manajemen, dan pelajaran lainnya. Pada MAPARA tahun ini, beliau memberikan para santri menjadi Penyelaras kegiatan dan mengundang para kepala sekolah untuk terlibat langsung pada MAPARA. Pagi ini, Ibunda Retno sebagai Penyelaras menceritakan sedikit perjalanan tentang MAPARA, perjalanan menjadi santri IRo, dan agenda-agenda super menarik yang diprakarsai oleh Prof. Imam di IRo-Society.
Sahabat, kita lanjut ke kajian inti. Ibunda Erni sebagai moderator mempersilahkan Ustadz Zainal Arifin, S.Pd. untuk mulai menyampaikan materi. Ramadan adalah bulan yang dirindukan. Tidak semua orang dan tidak sembarang orang merindukan Ramadan, tetapi hanya orang-orang yang beriman. Sementara orang-orang yang tidak beriman, munafik, atau kafir, merasa gerah dengan bulan Ramadan. Orang-orang beriman menyadari bahwa Ramadan adalah bulan ampunan dan peleburan dosa-dosa hamba selama 11 bulan lainnya.
Sahabat penasaran dengan sejarah puasa? Tercatat awal pelaksanaan puasa pertama kali dilaksanakan oleh Nabi Adam as, yaitu puasa selama 3 hari, saat diturunkan oleh Allah ke bumi. Saat ini, puasa Nabi Adam as adalah ayaumul bidh, puasa 3 hari di pertengahan bulan. Nabi yang pertama kali berpuasa saat bulan Ramadan adalah Nabi Nuh as. Praktik puasa yang dilaksanakan oleh Nabi Musa as adalah puasa selama 40 hari 40 malam dalam persiapan menerima wahyu dari Allah di Bukit Sinai, sedangkan puasa yang dilakukan Nabi Daud as dan umatnya adalah melaksanakan ibadah puasa seumur hidup, tetapi setiap dua hari sekali bergantian, hari pertama puasa, hari kedua tidak, dan seterusnya. Demikian juga ibadah puasa yang telah dikenal oleh orang-orang zaman dahulu dari bangsa Mesir dan India, bangsa Yunani dan Romawi, serta bangsa Yahudi dan Nasrani.
Ustadz Zainal lanjut membahas dasar kewajiban puasa. Sudah tidak asing lagi bukan dengan Q.S. Al Baqarah ayat 183? Ya, ayat ini adalah firman Allah kepada kita untuk melaksanakan puasa. “Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan kepada kalian untuk berpuasa, sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa.” Pertama kali puasa diwajibkan oleh Allah Swt kepada umat Islam adalah pada tahun kedua Hijriyah, dan pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.
Hikmah dalam pensyariatan puasa secara bertahap yaitu agar tidak menyulitkan umat Islam, ada kemudahan/ keringanan, tidak untuk membuat umat merasa susah, dan sebagai hikmah bahwa dalam berdakwah pun memakai metode Al Quran dalam penerapan puasa (tidak ada paksaan dalam Islam), menimbulkan kepekaan sosial yang tinggi. Selain itu, waktu berpuasa dan berbuka mempunyai Batasan waktu yang telah ditentukan, hal ini merupakan ciri sebuah aturan, yaitu tepat dan konsisten dalam pelaksanaan aturan tersebut.
Mengapa kewajiban puasa untuk umat Islam ditetapkan pada bulan Ramadan? Ramadan adalah bulan diturunkan Al Quran, sebagaimana firman Allah Swt pada Q.S. Al Baqarah ayat 185.
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ
“Bulan Ramadan adalah bulan diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara hak dan bathil)”
Adapun alasan umat Islam harus berpuasa di bulan Ramadan karena: 1) puasa Ramadan termasuk rukun Islam, 2) puasa Ramadan adalah bentuk keimanan kita karena puasa adalah seruan Allah untuk orang-orang yang beriman untuk mencapai ketaqwaan kepada Allah, 3) Ramadan adalah bulan pengampunan dosa, 4) terdapat ijmak ulama, 5) melatih diri dan untuk bersabar dan berempati, 6) meraih manfaat kesehatan.
Wallahu a’lam
—
Sahabat dapat pula menyimak langsung MAPARA day 2 di link Youtube AasAisah-LINK berikut.