MAPARA DAY 1

CIANJUR, AASAISAHLINK.COM – Marhaban ya Ramadan. Sungguh hati kita merasa sangat bergembira saat berjumpa kembali dengan bulan suci Ramadan tahun ini. Berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 1 Ramadan 1445 H ditetapkan pada tanggal 11 Maret 2024.

Sebagai umat muslim kita wajib mengisi bulan Ramadan dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk menambah amalan saat berpuasa. IRo-Society merupakan komunitas luar biasa yang digagas oleh seorang guru besar ITS, Prof. Imam Robandi. Selaku founder setiap setiap hari, minggu, bulan, dan tahun, selalu ada agenda yang disuguhkan. Salah satu agenda tahunan yang spesial hadir selama bulan Ramadan melalui Zoom Meeting adalah Matahari Pagi Ramadan (MAPARA).

MAPARA hari pertama Ramadan 1445 H diawali dengan suguhan topik Kegembiraan Menyambut Bulan Ramadan dengan penceramah Ustadz Abdillah Safa, M.Si selaku Principal SMP MBS Babussalam, Socah, Bangkalan, Madura. Petugas yang membacakan tilawah Al Quran adalah ananda Bushairi siswa Kelas X SMA MBS Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Ananda membacakan Q.S. Ad Dhuha dengan suara yang merdu dan meneduhkan hati. Ibunda Siti Ngatiatun, S.Pd. dari SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto bertindak sebagai Moderator, serta Ibunda Dr. Rukiyati selalu IRo-Society Yogyakarta sebagai Penyelaras.

Pada sesi sebelum penyajian materi disampaikan oleh penceramah, terlebih dahulu Prof. Imam Robandi memberikan motivasi untuk seluruh peserta yang hadir. Hikmah penting yang beliau sampaikan di antaranya: 1) kita semua harus bergembira karena berjumpa dengan Ramadan, 2) kita sangat bersyukur karena menjadi manusia yang di pagi hari sudah menuntut ilmu, 3) pada pertemuan yang pertama ini adalah harus dimaknai sebagai silaturrahmi dengan masing-masing individu membawa misi ibadah yang sangat tinggi, 4) perjuangan kita bangun di pagi hari tidak untuk diukur dengan rupiah, tetapi Allah sudah menjanjikan hal yang lebih baik, 5) kita patut berbangga karena menjadi orang yang siap berbagi kebahagiaan, bersemangat untuk mengaji bersama, 6) di era saat ini, banyak orang yang menghindar dari karya dan perbuatan baik, 7) jika lihat kondisi saat ini bahkan setiap detik, banyak orang yang tidak menjalankan perintah Allah Swt dan anjuran Rasulullah Saw 8) ibarat kita membuka warung di pagi hari, orang akan mampir ke warung kita, meski belum siap sajiannya sekalipun, tetapi kita sudah mendapat poin penting yaitu membuka peluang.

Setelah Prof. Imam menyajikan motivasi dan Ibunda Dr. Rukiyati menyampaikan sambutan Penyelaras, acara berlanjut pada kajian inti yang disampaikan oleh Ustadz Abdillah Safa, M.Si. Oleh moderator, CV beliau dibacakan. Ustadz Safa lahir di Bangkalan pada 12 September 1992 dan saat ini sedang menempuh Pendidikan S3 Ilmu Al Quran dan Tafsir. Beliau sebagai mudir Pondok Pesantren Muhammadiyah Babussalam, Socah, Kepala Sekolah SMP MBS Socah, ketua LP2M BTM Bangkalan.

Apakah kita merasa gembira dengan kehadiran bulan suci Ramadan? Apakah gembira itu benar-benar hadir dari lubuk hati kita ataukah hanya di mulut saja? Pertanyaan pemantik yang beliau sampaikan perlu kita renungi bersama.

Kita harus merasa bergembira karena kabar gembira yang disajikan pada salah satu hadits tentang fadilah besar yang Allah hadirkan bersama bulan Ramadan. Hadits tersebut bermakna “Apabila datang Ramadan, dibukakan pintu-pintu surga, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.”

Banyak di antara kita yang mengartikan bahwa setan-setan dikerangkeng, namun jika kita membaca tafsir haditsnya, maka hadits ini menyampaikan bahwa saat Ramadan, kesempatan atau probability seseorang untuk melakukan perbuatan surga, Allah buka selebar-lebarnya, seseorang akan sangat bersemangat untuk berbuat baik. Kesempatan untuk melakukan perbuatan neraka, perbuatan jahat, berbuat maksiat, Allah tutup serapat-rapatnya. Nafsu untuk berbuat dosa tersebut terhalangi oleh hati yang merasakan ada rem.

Kemudian lanjutan hadits tersebut adalah

 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Siapa saja yang puasa Ramadan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”

Pada riwayat lain:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Siapa saja yang beribadah Ramadan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”

Pada hadits ini Allah menjelaskan mengenai ampunan Allah yang sangat besar di bulan Ramadan terhadap dosa-dosa kita.

Pernahkah kita berpikir keras mengenai dosa-dosa dan nasib kita di akhirat seperti kita memikirkan nasib kita di dunia yang fana ini?

Apa kata Al Quran tentang gembira? Di dalam Al Quran terdapat beberapa kata yang kadang-kadang dimaknai untuk menggambarkan perasaan gembira seperti Saidun, Aflaha, Sakinah, Tathmain. Makna sebenarnya yaiut Aflaha lebih ke makna beruntung atau orang yang beruntung, Sakinah bermakna kedamaian, Tathmain bermakna tenang. Kata gembira yang sebenarnya adalah Saidun. Kata tersebut hanya terdapat 2 kali di dalam Al Quran yaitu pada Q.S Hud ayat 105 dan ayat 108. Pada ayat 105 Allah membahas bahwa gembira adalah hanya ada satu waktu yaitu pada hari kiamat, sedangkan ayat 108 membahas bahwa tempat untuk merasakan gembira tersebut adalah di surga. Sehingga, waktu gembira itu adalah setelah kiamat, dan tempatnya adalah surga.

Dunia bukan tempat kita merasakan gembira yang abadi, karena mungkin saja hari ini kita merasa gembira karena sedang aflah/ beruntung, besok lusa kita tidak merasakan kegembiraan itu/ merasakan ujian dari Allah Swt. Dunia ini adalah tempat kita menanam dan menunaikan misi-misi yang Allah berikan kepada kita.

Di antara cara-cara untuk mendapatkan kegembiraan di dunia, Al Quran menjelaskan bahwa salah satunya adalah bidzikrillah (mengingat Allah), dan dzikir terbaik adalah Al Quran.

Sebuah kutipan dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah “Sesungguhnya di dunia ada surga, siapa yang belum pernah masuk ke dalam surga dunia, dia tidak akan masuk ke dalam surga akhirat.”  Komentar ulama tentang kutipan tersebut adalah “Sungguh surga dunia tersebut adalah Al Quran dan sungguh yang mentadabbur/ tilawah Al Quran adalah membuat kita merasa gembira”

Kajian MAPARA oleh Ustadz Safa semakin menarik. Beliau melanjutkan kajian dengan menyajikan sabar dan syukur adalah embrio kebahagiaan. Q.S Al Baqarah ayat 45 menjelaskan:

 وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sungguh yang demikian itu berat, kecuali untuk orang-orang yang khusyu.”

Sabar di ayat ini dimaknai juga sebagai puasa, sehingga tersambung pula dengan hadist puasa di atas. Ayat ini tidak berbicara hanya tentang urusan dunia yang kecil, tetapi jauh lebih besar tentang kehidupan akhirat kita dan tentang cara pengampuan dosa-dosa kita.

Konsep kegembiraan ini, juga berkaitan erat dengan kisah Nabi Muhammad Saw yang dihina oleh salah satu bibi Nabi, karena beberapa lama belum mendapat wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril. Dia menyebut bahwa nabi telah ditinggalkan oleh Jibril. Allah menjawab hinaan bibi Nabi tersebut dengan menurunkan dua surat sekaligus yang membawa mindset kegembiraan dan tips dari Allah kepada manusia dalam menghadapi ujian Allah.

Q.S. Ad-Dhuha dan Al Insyirah adalah mindset untuk menjadi mukmin yang hebat, senantiasa bahagia, dan optimis. Ayat 1 dan 2 Q.S. Ad-Dhuha memberikan jawaban bahwa Nabi Muhammad Saw tidak sama sekali ditinggalkan oleh Jibril. Ayat ini menjelaskan bahwa manusia ada saat berjumpa waktu Dhuha, ada kala pula berjumpa waktu malam. Ada masa kita beraktivitas, ada pula masa kita beristirahat, Ada kala Nabi mendapat wahyu, ada pula Nabi istirahat/ tidak mendapat wahyu. Kemudian pada ayat 3, Allah menjelaskan sungguh Allah tidak meninggalkan nabi baik pada saat menerima wahyu ataupun tidak menerima wahyu.

Allah menegaskan bahwa kita memiliki support system yaitu Allah yang tidak pernah meninggalkan hambanya meski ia sering bermaksiat sekalipun. Allah senantiasa memberikan kesempatan untuk mendapat pengampunan dan memperbaiki diri.

Lalu ditegaskan kembali pada ayat 4, sungguh waktu akhir adalah jauh lebih baik dari awal. Sungguh kondisi waktu sekarang adalah jauh lebih baik dari waktu-waktu yang kemarin. Ini adalah mindset yang sangat penting untuk kita miliki untuk senantiasa bersyukur, bahwa kondisi kita saat ini adalah jauh lebih baik dari kondisi kita sebelumnya.

Konsep berikutnya adalah di ayat 5 bahwa nanti Allah akan memberikan karunia yaitu surga yang akan menjadikan kita puas. Jika di dunia ini kita sering merasa tidak puas, setelah memiliki satu, ingin dua, setelah memiliki barang A, kita ingin barang B, dan seterusnya, maka Allah memastikan bahwa di surga kita akan merasa puas.

Kesempatan Ramadan ini harus kita manfaatkan dengan baik supaya kita mendapatkan ampunan Allah, semakin menjadikan kita manusia yang bersyukur, dan mendapat kegembiraan yang hakiki kelak di surga Allah Swt. Aamiin.



Ayah Bunda dapat pula menyimak Kajian MAPARA melalui Youtube AasAisah-LINK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?